Summa illa Ruhhi hussuson Hj.Asiyah Binti H.Ri'in, Wa'illa Hadhrottin Nabi Musthofa Muhammadin sholallahu allaihi wassalam, kirromil Fathekha....

Kamis, 02 Desember 2010

Masuk Surga Tanpa Hisab

Orang yang masuk surga ada 3 macam, yaitu: Langsung masuk surga tanpa hisab (tanpa dihitung kebaikan dan keburukannya), masuk surga setelah dihisab, dan masuk surga setelah diadzab terlebih dahulu di neraka. Tentunya semua orang akan mengidam-idamkan masuk surga tanpa harus masuk neraka. Tapi bagaimana caranya?

Mereka yang masuk surga tanpa Hisab ciri-cirinya adalah:

1. Mereka yang lurus akidahnya

Yaitu mereka yang kokoh akidahnya, murni niatnya, bersih fitrahnya, jujur nuraninya, dan senantiasa berpegang teguh kepada kitab Allah dan sunah Nabi-Nya. Dalam firman Allah QS. Al-A’raf:170: ”Dan orang-orang yang berpegang teguh dengan al-Kitab serta mendirikan shalat, (akan diberi pahala) karena sesungguhnya Kami tidak menyia-nyiakan pahala orang-orang yang mengadakan perbaikan.”

2. Orang-orang yang tidak mengobati luka dengan besi panas

Maksudnya tidak menempelkan besi panas pada bagian tubuh yang terluka dengan tujuan untuk membakar dan menghentikan aliran darah, atau menutup aliran darah ke luar. Tentang hal ini memang ada 4(empat) pendapat: melarang, memperbolehkan, memuji orang yang meninggalkannya, membenci penggunaannya. Titik temu dari keempat kondisi tersebut adalah pengobatan dengan cara ini dilarang apabila tidak ada alasan yang pasti.

3. Mereka yang bertawal kepada Allah

Ketawakalan kepada Allah merupakan salah satu sebab utama kesuksesan di dunia dan di akhirat. Di dunia, tawakal adalah sebagai obat untuk semua penyakit, khususnya penyakit kejiwaan. Di akhirat, ketawakalan merupakan salah satu syarat untuk masuk surga. Sesungguhnya Allah mencela hambanya yang malas (meremehkan usaha). Karena itu, hendaklah kamu berupaya, dan bila sudah tidak mampu ucapkanlah, “Cukuplah Allah sebagai pemelihara, dan Dialah sebaik-baiknya tempat bersandar.”

4. Pembawa Al-Qurán

Yang dimaksud dengan pembawa Alqur’an adalah mereka yang seantiasa membaca Alqur’an di waktu siang dan malam hari. Mereka ini akan mendapatkan pahala yang besar dari Allah SWT. Hal ini diterangkan dalam firman-Nya, “ Sesungguhnya orang-orang yang selalu membaca kitab Allah dan mendirikan shalat serta menafkahkan sebahagian dari rezki yang Kami anugerahkan kepada mereka dengan diam-diam dan terang-terangan, mereka itu mengharapkan perniagaan yang tidak akan merugi. Agar Allah menyempurnakan kepada mereka pahala mereka dan menambah kepada mereka dari karunia-Nya. Sesungguhnya Allah Maha Pengampun lagi Maha Mensyukuri.” (QS. Al-Fathir:29-30).

Al-Qur’an adalah kitab Allah yang diturunkan kepada Nabi Muhammad s.a.w. untuk disampaikan kepada seluruh manusia. Allah SWT menjelaskan dalam firman-Nya: QS.Al-Jin:1-2: “Sesungguhnya kami telah mendengarkan Al Qur’an yang menakjubkan, (yang) memberi petunjuk kepada jalan yang benar, lalu kami beriman kepadanya. Kami sekali-kali tidak akan mempersekutukan seorang pun dengan Tuhan kami.

5. Ulama

Salah satu hadist yang diriwayatkan oleh Ibnu Abdul Barr dari Abdullah ibn Daud, menurut riwayat ini, Rasulullah s.a.w. pernah bersabda, “ Padahari Kiamat nanti, Allah SWT akan membebaskan para ulama dari hisab (penghitungan amal). Allah akan berkata kepada mereka, ‘ Masuklah kalian semua ke surga sebagai balasan atas apa(ilmu) yang ada pada diri kalian. Karena, sesungguhnya Aku tidak menjadikan ilmu-Ku berada dalam diri kalian selain untuk kebaikan kalian’.”

6. Orang-orang yang memiliki keutamaan (Ahlu al-Fadhli)

Mereka adalah: orang-orang yang sabar, suka memaafkan, dan tidak mendendam.

Umar ibn Syu’aib r.a. meriwayatkan dari ayah dan kakeknya: Rasulullah s.a.w. bercerita:”Ketika Allah menyeru,’Di manakah orang-orang yang memiliki keutamaan?’ Rasulullah s.a.w. melanjutkan: “ Lalu segolongan manusia bangkit dan berjalan dengan cepat menuju ke surga.

Kemudian, para malaikat menghampiri mereka seraya berkata,” Kami melihat kalian berjalan dengan cepat menuju surga, siapakah sebenarnya kalian ini?”,

Mereka menjawab, “Kami adalah orang-orang yang memiliki keutamaan”.

Malaikat bertanya lagi, “ Apa keutamaan kalian?”

Mereka menjawab,” Kami ini, bila dizalimi selalu bersabar, dan bila disakiti, kami suka memaafkannya.”

Lalu dikatakan kepada mereka,” Masuklah kalian semua ke surga. Sungguh, surga itu merupakan sebaik-baik balasan bagi orang-orang yang berbuat kebaikan.

7. Orang-orang yang sabar

Kata sabar dalam Al-Qur’an disebut lebih dari tujuh puluh kali. “ Sesungguhnya hanya orang-orang yang bersabarlah yang dicukupkan pahala mereka tanpa batas” (QS.Az-Zumar:10)

Ujung dari semua kesabaran itu tak lain adalah hanya untuk mencari ridha Allah semata. Tentang mereka ini , Allah berfirman,” Orang-orang itulah yang mendapat kesudahan yang baik, yaitu surga Adn yang mereka masuk ke dalamnya bersama-sama dengan orang-orang yang saleh dari bapak-bapaknya, istri-istrinya dan anak cucunya, sedang malaikat-malaikat masuk ke tempat-tempat mereka dari semua pintu (sambil mengucapkan) ‘Salamun ‘alaikum bima shabartum’ ( keselamatan atasmu berkat kesabaranmu). Maka alangkah baiknya tempat keindahan itu.’ (QS. Ar-Ra’d: 21-24).

8. Orang-orang yang selalu menahan amarahnya dan memaafkan kesalahan orang lain.

Dalam salah satu ayat, Allah SWT berfirman : “ Jadilah engkau pemaaf dan suruhlah orang mengerjakan yang makruf, serta berpalinglah dari pada orang-orang yang bodoh.”(QS.Al-A’raf:199)

Tentang hal itu, Anas r.a. menuturkan: Rasulullah s.a.w. telah bersabda,” Ketika semua manusia telah berdiri di hadapan Allah, maka akan terdengar sebuah seruan memanggil,’Barangsiapa pahalanya telah ditanggung Allah dipersilakan untuk segera masuk surga.’ Mereka bertanya,’Siapakah yang pahalanya telah ditanggung di sisi Allah itu?’ Malaikat menjawab,’ Mereka yang suka memaafkan orang lain.’ Maka bangkitlah beribu-ribu orang dan kemudian mereka masuk surga tanpa hisab.”

Ibnu Abbas r.a. menuturkan: Rasulullah s.a.w. bersabda:” Tiga orang yang pada Hari Kiamat kelak akan dilindungi Allah dalam naungan-Nya, Allah akan menutup dosa-dosanya dengan rahmat-Nya, dan Allah akan memasukkannya ke dalam orang-orang yang dicintai-Nya. Ketiga orang tersebut adalah orang yang selalu bersyukur ketika diberi sesuatu, suka memaafkan ketika disakiti, dan selalu tenang tatkala amarahnya memuncak.”

9. Syuhada

Syuhada adalah orang-orang yang gugur dalam perjuangan di jalan Allah dan demi menegakkan agama Allah. Kematian seperti inilah merupakan derajat tertinggi kesyahidan. Tentang hal itu Allah SWT berfirman :

“ Sesungguhnya Allah telah memberi dari orang-orang mukmin, diri dan harta mereka dengan memberikan surga untuk mereka. Mereka berperang pada jalan Allah, lalu mereka membunuh atau terbunuh. (Itu telah menjadi) janji yang benar dari Allah di dalam Taurat, Injil dan Al-Qur’an. Dan siapakah yang lebih menepati janjinya (selain) daripada Allah? Maka bergembiralah dengan jual beli yang telah kamu lakukan itu, dan itulah kemenangan yang besar. “ (QS.At-Taubah:111)

10. Orang-orang miskin dari umat Muhammad

Allah menempatkan orang-orang fakir dari umat Nabi Muhammad pada kedudukan yang tinggi: di tingkat surga yang paling tinggi. Yakni, dengan memuliakan mereka atas seluruh alam semesta, memberikan kebahagiaan pada mereka di dunia, dan menjanjikan balasan yang baik untuk mereka di akhirat kelak. Dari Sa’id ibn Amir, Rasulullah s.a.w. bersabda:” Sesungguhnya orang-orang fakir dari kaum Muslimin akan bergegas menuju surga seperti burung merpati yang melesat terbang dengan cepat. Kemudian akan dikatakan kepada mereka,’ Berhentilah kalian untuk dihisab terlebih dahulu!’. Mereka menjawab,’Demi Allah, kami tidak memiliki apa pun yang karenanya kami harus dihisab.’Lalu Allah SWT berkata,’Para hamba-Ku ini benar.’ Kemudian mereka masuk surga tujuh puluh tahun lebih dahulu dari manusia-manusia yang lain.”

11. Orang-orang yang suka meringankan beban orang lain

Meraka adalah orang-orang yang suka membantu dan meringankan beban orang lain serta membahagiakan mereka. Tentang hal ini, Ibnu Umar r.a. menyebutkan : Rasulullah s.a.w. bersabda,” Sesungguhnya Allah memiliki hamba-hamba yang Dia khususkan untuk (meringankan) beban-beban manusia lain; yakni, orang-orang yang selalu dimintai tolong oleh sesamanya untuk meringankan beban-beban mereka. Mereka adalah (termasuk) orang-orang yang akan selamat dari siksa Allah.”

Dalam hadis Qudsi disebutkan: Allah SWT berfirman kepada Nabi Daud seperti ini,” Wahai Daud, akan datang seorang hamba pada Hari Kiamat kelak dengan membawa sebuah amal kebaikan yang karenanya Aku memasukkannya ke dalam surga.” Nabi Daud bertanya, “ Wahai Tuhanku, siapakah hamba itu?” Allah menjawab, “Ia adalh seorang mukmin yang berusaha meringankan beban saudaranya sesama muslim yang harus dibantu, baik usahanya itu berhasil atau tidak. “

12. Para Muazin

Terkait hal ini, Jabir ibn Abdullah telah menuturkan: Rasulullah s.a.w. pernah bersabda,” Orang pertama yang akan masuk surga adalah para nabi, kemudian para muazin masjid ini (masjid al-Haram, Mekah) lalu para muazin Masjid al-Aqsha, dan kemudian para muazin masjidku ini (Masjid Nabawi Madinah). Dan setelah itu baru para muazin lainnya.

Uqbah ibn Amir berkata,”Aku pernah mendengar Nabi s.a.w. bersabda,” Tuhanmu mengagumi seseorang yang menggembalakan kambingnya di sebuah puncak gunung, lalu mengumandangkan azan dari tempat tersebut dan kemudian mengerjakan shalat. Allah berkata pada saat itu, “Wahai para makhluk-Ku sekalian, lihatlah hamba-Ku ini; ia mengumandangkan azan dan mengerjakan shalat karena takut pada-Ku. Sungguh, Aku telah mengampuni dosa-dosa hamba-Ku ini dan akan memasukkannya ke dalam surga.” (HR.Ahmad)

13. Mereka yang selalu mengerjakan shalat para waktunya

Allah SWT berfirman,”Sesungguhnya beruntunglah orang-orang yang beriman, (yaitu) orang-orang yang khusyuk dalam shalatnya.”( QS. Al-Mu’minun:1-2)

Dan dalam ayat yang lain, Allah berfirman,” Dan orang-orang yang memelihara shalatnya.”(QS.Al-Mu’minun:9).

Aisyah meriwayatkan : Allah SWT berfirman, “Sesungguhnya Aku memiliki janji pada para hamba-Ku; jika mereka menjalankan shalat tepat pada waktunya, maka Aku tidak akan pernah menyiksanya dan Aku akan memasukkannya ke surga dengan tanpa hisab.”

14. Mereka yang selalu menerima apa pun ketetapan Allah dengan rela hati

Tentang hal ini, Rasulullah s.a.w. bersabda,”Pada Hari Kiamat kelak, Allah akan menumbuhkan sayap-sayap pada tubuh sekelompok umatku. Kemudian mereka terbang dari kuburan mereka menuju surga dengan leluasa. Di dalam surga mereka menikmati segala kenikmatan yang ada dengan sesuka hati. Lalu seorang malaikat bertanya kepada mereka,’Apakah kalian semua menjalani hisab?’ Mereka menjawab,’Kami tidak melihat hisab’.Malaikat bertanya lagi,’Apakah kalian juga telah menyeberangi jembatan?’ Mereka menjawab,’ Kami tidak melihat jembatan apa pun.’ Malaikat bertanya lagi,’ Apakah kalian telah melihat neraka Jahanam?’ Mereka menjawab ,’Kami tidak melihat apa pun sebelum ini.’ Maka malaikat tersebut bertanya lagi,’ Umat siapakah kalian ini?’ mereka menjawab,’Kami adalah umat Muhammad s.a.w.’ Malaikat berkata,’ Amal apakah yang telah kalian perbuat ketika di dunia?’ Mereka menjawab,’Kami memiliki dua kebiasaan yang akhirnya-berkat rahmat Allah- bisa membawa kami pada kedudukan ini.’ Kemudian mereka berkata,’Dua kebiasaan tersebut adalah; Setiap sendirian, kami malu untuk bermaksiat kepada Allah. Yang kedua, kami selalu ridha dengan apa yang diberikan atau ditetapkan Allah kepada kami, meskipun itu sedikit.’ Mendengar penjelasan tersebut, malaikat berkata,’Kalian memang berhak mendapatkan semua ini’.”

15. Orang-orang yang rajin berzikir

Zikir adalah segala sesuatu yang terucap oleh lisan dan terdetak di dalam hati untuk mensucikan Allah, memuji-Nya, dan memuja-Nya dengan sifat-sifat yang sempurna, penuh keagungan dan kemuliaan. Allah SWT berfirman :” Hai orang-orang yang beriman, berzikirlah (dengan menyebut nama) Allah, zikir yang sebanyak-banyaknya. Dan bertasbihlah kepada-Nya di waktu pagi dan petang.”(QS.Al-Ahzab:41-42)

Allah juga telah menjelaskan kepada kita, bahwasannya berzikir itu dapat menenangkan jiwa dan menentramkan hati. Allah SWT berfirman,’(Yaitu) orang-orang yang beriman dan hati mereka menjadi tentram dengan mengingat Allah. Ingatlah, hanya dengan mengingat Allah-lah hati menjadi tentram.” (QS>Ar-Ra’d:28)

Read More......

Keutamaan malam Jum’at dan hari Jum’at

Posted on March 13, 2008 by Syamsuri Rifai

Malam Jum’at adalah malam yang paling utama, harinya adalah hari yang paling utama dari semua hari.

Rasulullah saw bersabda: “Sesungguhnya malam Jum’at dan harinya adalah 24 jam milik Allah Azza wa Jalla. Setiap jamnya ada enam ratus ribu orang yang diselamatkan dari api neraka.”

Imam Ja’far Ash-Shadiq (sa) berkata: “Barangsiapa yang mati di antara matahari tergelincir hari Kamis hingga matahari tergelincir hari Jum’at, Allah melindunginya dari siksa kubur yang menakutkan.”

Imam ja’far Ash-Shadiq (sa) juga berkata: “Malam Jum’at dan hari Jum’at mempunyai hak, maka janganlah sia-siakan kemuliaannya, jangan mengurangi ibadah, dekatkan diri kepada Allah dengan amal-amal shaleh, tinggalkan semua yang haram. Karena di dalamnya Allah swt melipatgandakan kebaikan, menghapus kejelekan, dan mengangkat derajat. Hari Jum’at sama dengan malamnya. Jika kamu mampu, hidupkan malam dan siangnya dengan doa dan shalat. Karena di dalamnya Allah mengutus para Malaikat ke langit dunia untuk melipatgandakan kebaikan dan menghapus keburukan, sesungguhnya Allah Maha Luas ampunan-Nya dan Maha Mulia.”

Dalam hadis yang mu’tabar, Imam Ja’far Ash-Shadiq berkata: “Sesungguhnya orang mukmin yang memohon hajatnya kepada Allah, Ia menunda hajat yang dimohonnya hingga hari Jum’at agar ia memperoleh keutamaan yang khusus (dilipatgandakan karena keutamaan hari Jum’at).”

Imam Ja’far Ash-Shadiq (sa) berkata: “Ketika saudara Yusus meminta kepada Ya’qub agar ia memohonkan ampunan untuk mereka, ia berkata, Tuhanku akan mengampunimu. Kemudian ia mengakhirkan istighfarnya hingga dini hari Jum’at agar permohonannya diijabah.”

Imam Ja’far Ash-Shadiq (sa) berkata: “Jika malam Jum’at tiba semua binatang laut dan binatang darat mengangkat kepalanya seraya memanggil dengan bahasanya masing-masing: Wahai Tuhan kami, jangan siksa kami karena dosa-dosa anak cucu Adam.”

Imam Muhammad Al-Baqir (sa) berkata: “Allah swt memerintahkan kepada Malaikat agar pada setiap malam Jum’at ia menyeru dari bawah Arasy dari awal malam hingga akhir malam: Tidak ada seorang pun hamba mukmin yang berdoa kepada-Ku untuk keperluan akhirat dan dunianya sebelum terbit fajar kecuali Aku mengijabahnya, tidak ada seorang pun mukmin yang bertaubat kepada-Ku dari dosa-dosanya sebelum terbit fajar kecuali Aku menerima taubatnya, tidak ada seorang pun mukmin yang sedikit rizkinya lalu ia memohon kepada-Ku tambahan rizkinya sebelum terbit fajar kecuali Aku menambah dan meluaskan rizkinya, tidak ada seorang pun hamba mukmin yang sedang sakit lalu ia memohon kepada-Ku untuk kesembuhannya sebelum terbit fajar kecuali Aku memberikan kesembuhan, tidak ada seorang hamba mukmin yang sedang kesulitan dan menderita lalu ia memohon kepada-Ku agar dihilangkan kesulitannya sebelum terbit fajar kecuali Aku menghilangkannya dan menunjukkan jalannya, tidak ada seorang pun hamba yang sedang dizalimi lalu ia memohon kepada-Ku agar Aku mengambil kezalimannya sebelum terbit fajar kecuali Aku menolongnya dan mengambil kezalimannya; Malaikat terus-menerus berseru hingga terbit fajar.”

Ali bin Abi Thalib (sa) berkata: “Sesungguhnya Allah swt memilih Jum’at, lalu menjadikan harinya sebagai hari raya, dan memilih malamnya menjadi malam hari raya. Di antara keutamaannya adalah orang yang momohon hajatnya kepada Allah Azza wa Jalla pada hari Jum’at Allah mengijabahnya; suatu bangsa yang sudah layak menerima azab lalu mereka memohon pada malam dan hari Jum’at Allah pasti menyelamatkan mereka darinya. Tidak ada sesuatu pun yang Allah tentukan dan utamakan kecuali Ia menentukannya pada malam Jum’at. Karena itu, malam Jum’at adalah malam yang paling utama, dan harinya adalah hari yang paling utama.”

Imam Ja’far Ash-Shadiq (sa) berkata: ” Jauhilah maksiat pada malam Jum’at, karena pada malam itu keburukan dilipatgandakan dan kebaikan dilipatgandakan. Baransiapa yang meninggalkan maksiat kepada Allah pada malam Jum’at Allah mengampuni semua dosa yang lalu, dan barangsiapa yang menampakkan kemaksiatan kepada Allah pada malam Jum’at Allah menyiksanya dengan semua amal yang ia lakukan sepanjang umurnya dan melipatgandakan siksa padanya akibat maksiat itu.”

Rasulullah saw bersabda: “Sesungguhnya hari Jum’at adalah penghulu semua hari, di dalamnya Allah azza wa jalla melipatgandakan kebaikan, menghapus keburukan, mengangkat derajat, mengijabah doa, menghilangkan duka, dan menunaikan hajat-hajat yang besar. Hari Jum’at adalah hari Allah menambah jumlah orang-orang yang dibebaskan dari neraka. Tidak ada seorang pun manusia yang memohon perlindungan di dalamnya dan ia mengenal hak-Nya serta yang diharamkan-Nya, kecuali Allah berhak membebaskan dan menyelamatkan ia dari neraka. Jika ia mati pada hari Jum’at atau malamnya, ia mati syahid dan membangkitkan dari kuburnya dalam keadaan aman.Tidak ada seorang pun yang meremehkan apa yang diharamkan oleh
Allah dan menyia-nyiakan hak-Nya, kecuali Allah berhak mencampakkannya ke dalam neraka Jahannam kecuali ia bertaubat.”

Imam Muhammad Al-Baqir (sa) berkata: “Tidak ada terbit matahari yang lebih utama dari hari Jum’at, dan sesungguhnya pembicaraan burung pun jika ia berjumpa dengan yang lain pada hari ini, ia mengucapkan salam, salam kebaikan dan kedamaian.”

Imam Ja’far Ash-Shadiq (sa) berkata: “Jika kalian memasuki hari Jum’at, maka janganlah kalian disibukkan oleh sesuatu selain ibadah, karena hari itu adalah hari pengampunan bagi hanba hamba Allah; pada hari Jum’at dan malam Jum’at Allah menurunkan kepada mereka rahmat dan karunia lebih banyak daripada mengambilnya dalam waktu yang singkat.”
(Fafâtihul Jinân, bab 1, pasal 4, halaman 28-38 )

Wassalam
Syamsuri Rifai

Read More......

Selasa, 02 November 2010

Alam Barzah

Alam Barzah adalah kurun waktu (periode) di antara saat kematian manusia di dunia ini dengan saat pembangkitan (dihidupkannya kembali) manusia di Hari Pembalasan. Kita tidak mengetahui apa yang terjadi di dalam periode ini. Namun demikian, kita dapat menyimak dari berbagai ayat didalam kitab suci Al-Qur-an dan Hadits Nabi Muhammad SAW mengenai periode ini. Sebagai contoh, Allah SWT berfirman dalam Surat Al-An’aam Ayat 93

Jika saja kamu dapat melihat betapa dahsyatnya saat orang-orang zalim didalam sakaratul maut, Para malaikat memukul dengan tangan mereka (seraya berkata), “Keluarkanlah nyawamu! Di hari ini kamu akan dibalas dengan siksa yang menghinakan; karena perkataan-perkataanmu yang selama ini kamu ucapkan perihal Allah yang tidak benar, dan kamu selalu sombong terhadap petunjuk (ayat-ayat)-Nya.”
Jelaslah dari ayat ini bahwa manusia bisa mendapatkan hukuman diwaktu kematian mereka.
Begitu juga dengan firman Allah SWT didalam Surat Al-Anfal ayat 50 51:

Jika saja kamu dapat melihat ketika para malaikat mencabut nyawa orang-orang kafir di saat kematian mereka, seraya memukul wajah dan punggung mereka (sambil berkata), “Rasakanlah olehmu siksa yang membakar.
Yang demikian itu akibat dari perbuatanmu sendiri (semasa hidupmu). Sesungguhnya Allah tidaklah sekali-kali berbuat aniaya terhadap hamba-hamba-Nya.
Jelaslah sudah dari dua ayat diatas bahwa, kita tidak bisa melihat apa yang terjadi pada kurun waktu itu. Bahkan Nabi Muhammad SAW pun tidak bisa menyaksikan bagaimana para malaikat menyiksa orang-orang kafir di pertempuran Badar. Peristiwa yang tidak tampak oleh mata ini di jelaskan kepada kita sebagai wujud kasih-sayang Allah SWT, untuk petunjuk bagi kita. Lebih lanjut para ulama menjelaskan, bagian ayat “rasakanlah olehmu siksa yang membakar”, bahwa para malaikat mencambuk para kafirin dengan batang baja yang membara ke wajah dan punggung mereka.
Allah SWT menjelaskan perihal penenggelaman para pengikut Fir’aun didalam Surat Nuh Ayat 25:

Mereka ditenggelamkan akibat dosa-dosa yang telah mereka lakukan, kemudian mereka dimasukkan kedalam api neraka. Maka tiadalah mereka dapati penolong selain Allah.
Disini lebih jelas disebutkan bahwa pengikut Fir’aun dilemparkan kedalam api neraka setelah mereka ditenggelamkan didalam air (laut), menunjukkan bahwa ada hukuman yang langsung dijatuhkan ketika kematian itu datang. Menarik untuk digaris-bawahi bahwa hukuman api neraka disebutkan bersama-sama dengan penenggelaman kedalam air. Imam Razi mengatakan bahwa hal ini merupakan bukti kuat adanya hukuman di alam Barzah maupun didalam kubur. Beliau menegaskan, penggunaan kata “fa” dalam ayat tersebut menunjukkan bahwa hukuman api neraka itu telah ditimpakan segera setelah penenggelaman mereka. Jadi, disini tidak merujuk pada hukuman pada Hari Pembalasan.
Allah SWT berfirman dalam Surat Al-Ghafir (disebut juga Al-Mu’min) Ayat 45, 46:

Maka, Allah telah menyelamatkannya dari tipu daya jahat yang mereka rancang (terhadapnya), dan Fir’aun beserta pengikutnya dikelilingi oleh adzab yang amat buruk.
Api neraka dinampakkan kepada mereka pada pagi dan petang. Dan pada saat Hari Pembalasan tiba (diperintahkan kepada malaikat): “Masukkanlah para pengikut Fir’aun kedalam siksa yang amat pedih.”
Dari ayat ini, sekali lagi terbuktikan adanya hukuman untuk orang-orang kafir didalam kubur, selain dari hukuman yang akan diterima mereka di Hari Pembalasan.
Abdullah bin Mas’ud RA menerangkan, bahwa ayat ini menyatakan ruh para pengikut Fir’aun dibawa menuju neraka dalam bentuk burung-burung hitam setiap pagi dan petang. Kepada mereka itu dikatakan bahwa, inilah tempat tinggal mereka yang terakhir. Allah SWT berfirman dalam Surat Al-Takatsur Ayat 1~4:

Bermegah-megahan duniawi telah melalaikanmu. Sehingga kamu masuk kedalam kubur. Janganlah begitu, kamu akan segera mengetahuinya (akibat perbuatanmu itu). Sekali lagi, janganlah begitu, kamu akan segera mengetahuinya.
Disini terdapat pengulangan kalimat ‘Kamu akan segera mengetahuinya’. Khalifah ‘Ali RA menjelaskan hal pengulangan kalimat ini, sebagaimana diriwayatkan oleh Zir bin Hubeisy RA, bahwa kalimat pertama merujuk kepada siksa kubur dan yang ke-dua merujuk kepada Hari Pembalasan.
Pada akhirnya, Allah SWT menegaskan didalam Al-Qur’an (Surat Thaahaa Ayat 124):

Barang siapa berpaling dari mengingat-Ku, maka sesungguhnya baginya kehidupan yang sempit, dan pada Hari Pembalasan, Kami akan membangkitkannya dalam keadaan buta.
Ibnu Mas’ud RA dan Abu Sa'id Al-Khudri RA mengatakan bahwa arti ungkapan ‘hidup yang sempit’ adalah siksa kubur. Begitu juga, Abu Hurairah RA meriwayatkan, bahwa Nabi Muhammad SAW bersabda mengenai arti kalimat diatas adalah, Allah SWT akan mengirim 99 ekor ular ke dalam kubur orang-orang kafir. Ular-ular ini terus-menerus menggerogoti tubuh orang kafir itu hingga Hari Pembalasan tiba.
Lalu apa yang terjadi dengan jiwa seseorang setelah mati? Sebagaimana diriwayatkan oleh Abu Hurairah RA, Nabi Muhammad SAW bersabda, “Ketika jiwa seseorang yang beriman meninggalkan jasadnya, ia diangkat ke langit oleh dua malaikat. Malaikat-malaikat itu berkata, jiwa yang shaleh (baik) telah kembali dari bumi. Semoga Allah SWT memberkahimu dan tubuh yang dulu biasa kau tempati. Jiwa itu kemudian dihadirkan kepada Allah SWT. Kemudian Allah memerintahkan, “Tempatkan jiwa ini di Sidratul-Muntaha sampai datangnya Hari Pembalasan.

Ketika jiwa orang kafir keluar dari jasadnya, para malaikat mengatakan bahwa jiwa yang buruk telah kembali dari bumi. Para malaikat mengutukinya dan bau busuknya menyebar ke segala penjuru. Allah SWT memerintahkan kepada para malaikat agar menempatkannya didalam Sijjin. Jadi, Sijjin adalah suatu tempat dimana jiwa dan amal perbuatan orang-orang kafir disimpan. Rasulullah SAW menutupkan pakaian ke hidung beliau untuk menggambarkan betapa busuknya bau jiwa seorang kafir. (H.R. Muslim)
Ada beberapa hadits yang menerangkan lebih lanjut perihal periode di alam kubur.

Anas meriwayatkan bahwa Nabi Muhammad SAW bersabda, ketika seseorang selesai dikuburkan setelah kematiannya dan keluarga serta teman-temannya telah meninggalkan kuburnya, ia bisa mendengar suara langkah-langkah kaki yang pergi meninggalkannya. Dua malaikat mendatangi si mayit di dalam kuburnya. Kedua malaikat itu membuatnya terduduk dan menanyainya dengan pertanyaan berikut ini: “Apakah yang engkau ketahui perihal Muhammad (SAW)?” Orang yang sungguh-sunguh beriman menjawab, “Saya bersaksi bahwa beliau adalah hamba Allah SWT yang taat dan Rasul (utusan)-Nya yang benar.” Para malaikat itu kemudian berkata, “Jika kamu tidak beriman, tempatmu pastilah didalam neraka. Sekarang, lihatlah olehmu neraka itu. Dan Allah SWT telah menggantinya dengan surga firdaus dan lihatlah juga olehmu surga itu sekarang.”
Orang-orang munafik dan orang-orang kafir pun akan diberi pertanyaan yang sama, “Apakah yang kamu ketahui tentang Muhammad SAW?” Mereka menjawab, “Tidak ada satupun yang aku ketahui, dulu aku hanya mengatakan apa yang dikatakan orang-orang.” Para malaikat akan mengatakan kepadanya, “Tidakkah kamu pernah mencoba untuk mengenalnya atau pernahkah kamu ikuti orang-orang yang beriman?” Dan para malaikatpun memukulnya dengan batang besi panas. Orang kafir itupun menangis kesakitan dengan sekencang-kencangnya, semua yang berada di alam raya, kecuali jin dan manusia, akan mendengar ratap-tangisnya. (Bukhari dan Muslim)

Asma bin Abu Bakar RA meriwayatkan bahwa pada suatu hari Nabi Muhammad SAW menasehati umat dan menjelaskan perihal siksa kubur. Ketika beliau menjelaskan hal ini, semua orang beriman mulai menangis dengan kerasnya, sehingga terciptalah suasana seperti berbaurnya beraneka-ragam ratap-tangis. (Bukhari)
Ibnu Abbas RA meriwayatkan bahwa Rasulullah SAW melantunkan do’a berikut ini seperti halnya beliau membaca ayat-ayat dari Al-Qur’an: “Ya Allah, sesungguhnya aku memohon perlindungan dan pertolonganmu dari siksa neraka, dari siksa kubur, dari ujian semasa hidup dan ketika mati, dan dari godaan yang berhubungan dengan dajjal.” (Muslim)
Rasulullah Muhammad SAW bersabda: “Membaca Surat Al-Mulk sebagai sebuah kebiasaan rutin akan menyelamatkan seseorang dari siksa kubur.” (Tirmidzi)
Saya berdoa kepada Allah SWT memohon perlindungan dan pertolongan-Nya, bagi saya dan para pembaca maupun penyimak artikel ringkas ini, dari siksa neraka, siksa kubur, dan dari ujian yang terkait dengan Dajjal. Amiin. ( di kutip dari : Author by Imtiaz Ahmad M. Sc., M. Phil. (London))

Read More......